TEMPO.CO, Jakarta - LinkAja, layanan pembayaran dan dompet digital milik BUMN, mengembangkan layanan dan ekosistem keuangan digital. Salah satu tujuannya adalah untuk menghindari aktivitas kegiatan pemasaran yang berlebihan atau ‘bakar duit’.
Chief Marketing Officer (CMO) LinkAja Edward Kilian Suwignyo mengatakan banyaknya jumlah pemain keuangan digital mengharuskan para pemain untuk menawarkan nilai manfaat lebih kepada pengguna.
Ketika tidak membawa nilai manfaat produk yang baik, kata Edward, maka layanan keuangan digital umumnya mengeluarkan insentif lebih untuk membuat pengguna tetap memakai layanan mereka. Dalam jangka panjang, hal ini membuat bisnis perusahaan keuangan digital tidak berkelanjutan.
"Karena itu fokus kami banyak untuk pengembangan kelengkapan ekosistem dan layanan sehingga kami bisa memberikan nilai lebih bagi pengguna,” kata Edward kepada Bisnis.com, Sabtu, 28 November 2020.
Edward menjelaskan salah satu nilai manfaat produk yang ditawarkan LinkAja kepada pengguna adalah kepraktisan satu uang elektronik untuk berbagai pembayaran di ekosistem yang lengkap.
LinkAja menjadi satu satunya yang bisa digunakan untuk pembayaran di sejumlah aplikasi transportasi a.l. Grab, Gojek, Bluebird, Kereta Komuter, Transjakarta, Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Raya Terpadu Jakarta, hingga Railink.